Selasa, 13 Desember 2016

Kasus Delegasi Wewenang (pelimpahan Tugas) PT FREEPORT Indonesia

PT Freeport Indonesi merupakan sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoran Copper & Gold Inc. PT Freeport Indonesia menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak. PT Freeport Indonesia ini beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia. Freeport Indonesia memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia.

Sejarah terbentuknya PT. Freeport Indonesia dimulai pada tahun 1904-1905 suatu lembaga swasta dari Belanda Koninklijke Nederlandsche Aardrijkskundig Genootschap (KNAG) yakni Lembaga Geografi Kerajaan Belanda, melakukan sebuah ekspedisi ke Papua Barat Daya yang tujuan utamanya adalah mengunjungi Pegunungan Salju yang kabarnya ada di Tanah Papua. Pada saat itu Kapten Johan Carstensz yang melakukan ekspedisi ini mengaku melihat kilauan salju disebelah selatan perairan Tanah Papua pada tanggal 16 Februari 1623, namun tidak ada yang mempercayai hal itu karena Tanah Papua berada di daerah yang beriklim tropis.

Kemudian ekspedisi tersebut membuat Belanda mulai melirik daerah Tanah Papua dan bermunculan ekspedisi-ekspedisi yang berikutnya Beberapa ekspedisi Belanda yang terkenal dipimpin oleh Dr. HA.Lorentz dan Kapten A. Franzen Henderschee.

Pada tahun 1936, Jean Jacques Dozy menemukan cadangan Ertsberg atau disebut gunung bijih, lalu data mengenai batuan ini dibawa ke Belanda. Setelah sekian lama bertemulah seorang Jan Van Gruisen – Managing Director perusahaan Oost Maatchappij, yang mengeksploitasi batu bara di Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengggara dengan kawan lamanya Forbes Wilson, seorang kepala eksplorasi pada perusahaan Freeport Sulphur Company yang operasi utamanya ketika itu adalah menambang belerang di bawah dasar laut. Kemudian Van Gruisen berhasil meyakinkan Wilson untuk mendanai ekspedisi ke gunung bijih serta mengambil contoh bebatuan dan menganalisanya serta melakukan penilaian.

Di awal periode pemerintahan Soeharto, pemerintah mengambil kebijakan untuk segera melakukan berbagai langkah nyata demi meningkatkan pembanguan ekonomi. Namun dengan kondisi ekonomi nasional yang terbatas setelah penggantian kekuasaan, pemerintah segera mengambil langkah strategis dengan mengeluarkan Undang-undang Modal Asing (UU No. 1 Tahun 1967).

Pimpinan tertinggi Freeport di masa itu yang bernama Langbourne Williams melihat peluang untuk meneruskan proyek Ertsberg. Beliau bertemu Julius Tahija yang pada zaman Presiden Soekarno memimpin perusahaan Texaco dan dilanjutkan pertemuan dengan Jendral Ibnu Sutowo, yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Perminyakan Indonesia. Inti dalam pertemuan tersebut adalah permohonan agar Freeport dapat meneruskan proyek Ertsberg. Akhirnya dari hasil pertemuan demi pertemuan yang panjang Freeport mendapatkan izin dari pemerintah untuk meneruskan proyek tersebut pada tahun 1967. Itulah Kontrak Karya Pertama Freeport (KK-I). Kontrak karya tersebut merupakan bahan promosi yang dibawa Julius Tahija untuk memperkenalkan Indonesia ke luar negeri dan misi pertamanya adalah mempromosikan Kebijakan Penanaman Modal Asing ke Australia.

Pada perusahaan ini terdapat sebuah manajemen yang menunjang visi dan misi perusahaan tersebut, hal ini ditandai dengan adanya struktur organisasi pada perusahaan tersebut.

Dimana terdapat seorang Direksi yang berperan sebagai pimpinan perusahaan (Manajemen Puncak), dan membawahi beberapa divisi (Manajemen Menengah).
Pada Manajemen Menengah (masing-masing divisi), memiliki tugas, wewenang dan kewajiban masing-masing sesuai dengan fungsinya dalam menghidupkan perusahaan. Dan pada masing-masing divisi tentunya ada keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Client
1. Mengajukan Proyek yang mencangkup kriterianya secara umum
2. Mengisi ESR( Engineering Service Request ) dengan lengkap dan jelas
3. Menyetujui Conceptual Design yang dihasilkan Technical Service.
4. Mengikuti dan mereview proses dan hasil conceptual desain dan melakukan perubahan yang diperlukan, kemudian mengembalikan hasilnya.
5. Memberikan masukan benefit.
6. Merubah hasil disain jika perlu
               7. Mengikuti perkembangan progress dari proyek yang dikerjakan


Technical Service

1. Tim Disain
• Membentuk tim disain dari berbagai disiplin hingga draftman
• Membuat Preliminary Design / disain awal setelah mendapat pengajuan dari Client
• Mengajukan hasil disain kepada estimator untuk di estimasi biayanya
• Bekerjasama dengan Material Take Off ( MTO ) dalam tahap pendataan material yang diperlukan
• Membuat hasil perhitungan disain/ Conceptual Design dengan disertai gambar
• Memonitor perkembangan proyek secara umum

2. Tim Estimator
• Melakukan estimasi biaya dan waktu yang diperlukan pada suatu proyek
• Bekerjasama dengan MTO dalam mengorganisir tahap estimasi proyek
• Mengkoordinasikan hasil estimasinya dengan Client.
• Mengontrol progress konstruksi dengan project control di lapangan.

3. Tim Material Take Off ( MTO )
• Bekerjasama dengan tim Estimator dan Disain dalam koordinasi kebutuhan material suatu poyek.
•Melakukan pengecekan terhadap estimasi barang untuk dilaporkan ke pada pihak-pihak yang memerlukan dan berhubungan misalnya warehouse dan atau vendornya.
• Menerima dan memproses Warehouse Requests dan Construction Requests dan Request order yang lain dibawah progress contruction. 

Engineering & Construction Departemen

Divisi Administrasi
• Melakukan pencatatan-pencatatan manpower dibawah departemennya.
• Menurusi keperluan manpower diluar job description departemennya ( konstruksi ) seperti vacation, healthy request dan lain-lain.

Divisi Engineering
• Melakukan pengecekan gambar yang diterimanya sebelum konstruksi untuk mengecek kelengkapannya.
• Membuat FCN ( Field Changes Notice) / FDN ( Field Design Notice) *16 jika diperlukan pada gambar.
• Membuat disain untuk konstuksi tambahan tambahan jika diperlukan. • Menyusun Punchlist dan report progress lainnya.
• Mengontrol progress konstruksi pada tiap bidangnya dan mengkoordinasikan dengan bidang yang lain.

Divisi Sipil
• Melaksanakan progress konstuksi bidang pekerjaan sipil yaitu pekerjaan tanah, retaining walls, timbunan, pekerjaan beton slab, grade beam, slab on ground, elevasi slab, alinement jalan, dan pelayanan underground.
• Mengontrol pekerjaannya agar mendapatkan hasil yang baik.
• Mengkoordinasikan dengan pekerjaan lainnya

Divisi Struktural
• Melaksanakan progress konstuksi bidang pekerjaan struktur yaitu pekerjaan framing, pekerjaan wall freming, pekerjaan additional levels dan pekerjaan blockwork
• Mengontrol pekerjaannya agar mendapatkan hasil yang baik.
• Mengkoordinasikan dengan pekerjaan lainnya

Divisi Mekanikal
• Mengkoordinasikan dengan pekerjaan lainnya
• Melaksanakan progress konstuksi bidang pekerjaan mekanikal yaitu air conditioning/heating, ventilation, springkler system, smoke detector, fire extinguisher, fire hidrant, Structural of pump, heavy equipment, structural of tank, instalation of equipment dan lain-lain.
• Mengontrol pekerjaannya agar mendapatkan hasil yang baik.
• Mengkoordinasikan dengan pekerjaan lainnya

Divisi Elektrikal / Instrument
• Melaksanakan progress konstuksi bidang pekerjaan elektrikal yaitu pekerjaan lighting, emergency lighting, power outlet, dan power services.
• Mengontrol pekerjaannya agar mendapatkan hasil yang baik.
• Mengkoordinasikan dengan pekerjaan lainnya

Divisi Piping
• Melaksanakan progress konstuksi bidang pekerjaan piping yaitu pekerjaan pipa cold water piping, hot water piping, fixtures, sewage conection, storm water drainage, dan lainnya
• Mengontrol pekerjaannya agar mendapatkan hasil yang baik.
• Mengkoordinasikan dengan pekerjaan lainnya

Divisi Material
• Melaksanakan progress konstuksi bidang pekerjaan material yaitu pengadaan dan pengecekan material di lapangan.
• Mengajukan pengadaan dan pengiriman material tambahan.
• Mengontrol pekerjaannya agar mendapatkan hasil yang baik.
• Mengkoordinasikan dengan pekerjaan lainnya

Divisi Project Kontrol
• Melaksanakan progress konstuksi bidang pekerjaan controlling yaitu cost control dan schedule control. • Mengontrol pekerjaannya agar mendapatkan hasil yang baik.
• Mengkoordinasikan dengan pekerjaan lainnya

Welding
• Melaksanakan progress konstuksi bidang pekerjaan welding yaitu pekerjaan pengelasan-pengelasan.
• Mengontrol pekerjaannya agar mendapatkan hasil yang baik.
• Mengkoordinasikan dengan pekerjaan lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar