Senin, 16 Januari 2017

Manajemen Pengawasan PT Telekomunikasi Indonesia.Tbk

Komite Evaluasi Dan Monitoring Perencanaan Dan Resiko

Pembentukan dan pelaksanaan kerja Komite Evaluasi dan Monitoring Perencanaan dan Risiko atau KEMPR (sebelumnya Komite Pengkajian Perencanaan dan Risiko) mengacu pada Pedoman Pelaksanan Kerja (Charter) KEMPR yang terakhir diterbitkan melalui Keputusan Dewan Komisaris No.04/KEP/DK/2011 tanggal 24 Maret 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kerja (Charter) KEMPR PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Keputusan Dewan Komisaris tersebut merupakan perubahan dari Keputusan Dewan Komisaris No.02/KEP/DK/2009 tanggal 26 Februari 2009 yang diterbitkan juga sebagai perubahan dari Keputusan Dewan Komisaris No.06/KEP/DK/2006 tanggal 19 Mei 2006.
Tujuan pembentukan KEMPR di antaranya adalah untuk melakukan tinjauan atas rencana jangka panjang Perseroan dan rencana kerja anggaran tahunan Perseroan serta menyampaikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kebijakan-kebijakan yang akan diambil berkaitan dengan kedua hal tersebut. Komite ini juga bertanggung jawab terhadap pemantauan pelaksanaan rencana bisnis Perusahaan dan bertugas memberikan hasil tinjauan yang komprehensif sebagai masukan bagi Dewan Komisaris dalam meninjau dan memantau proses pelaksanaan bisnis Perusahaan, penganggaran belanja modal serta penerapan manajemen risiko Perusahaan.

Profil Komite Evaluasi Dan Monitoring Perencanaan Dan Risiko

Pada tahun 2012, susunan keanggotaan KEMPR berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris o.07/KEP/DK/2012 tanggal 28 Mei 2012 terdiri dari:
Keanggotaan Nama
Ketua Parikesit Suprapto
Sekretaris Ario Guntoro
Anggota Hadiyanto
Johnny Swandi Sjam
Virano Gazi Nasution
Adam Wirahadi
Widuri Meintari Kusumawati
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Evaluasi dan Monitoring Perencanaan dan Risiko
Lingkup tugas dari KEMPR adalah untuk:
• Menyampaikan laporan evaluasi atas usulan RJPP atau CSS dan RKAP yang diajukan oleh Direksi sesuai jadwal yang ditentukan oleh Dewan Komisaris.
• Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam memberikan persetujuan CSS dan RKAP.
• Menyampaikan laporan evaluasi kepada Dewan Komisaris terkait dengan pelaksanaan CSS dan RKAP serta penerapan manajemen risiko Perseroan.
• Memberikan rekomendasi terkait dengan pelaksanaan manajemen risiko.
Independensi Komite Evaluasi dan Monitoring Perencanaan dan Risiko
Seluruh anggota KEMPR (kecuali Parikesit Suprapto, Hadiyanto, Johnny Swandi Sjam, Gatot Trihargo, dan Virano Gazi Nasution) merupakan anggota eksternal dan bersifat independen.

Tata Kelola Internal Audit
Unit Internal Audit (”IA”) berperan dalam menjalankan fungsi pengendalian atas aktivitas bisnis Perusahaan. Untuk tujuan itu, seperti diatur dalam peraturan pasar modal yang berlaku, IA bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

Piagam Internal Audit

Guna menguatkan peran dan tanggung jawab dari IA, Piagam Internal Audit (IA Charter) telah mendeskripsikannya secara jelas yang berisi visi, misi, struktur, status, tugas tanggung jawab dan wewenang IA, persyaratan auditor dan persetujuan Direktur Utama termasuk Komite Audit atas isi Piagam IA, dengan berpedoman pada standar profesi internal audit internasional yaitu The International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing yang dikeluarkan oleh Institut Internal Auditor (“IIA”).


Tugas dan Tanggung Jawab Internal Audit
Aktivitas IA diarahkan pada komitmen bahwa misi IA dapat terselenggara secara metodologis, yang berarti setiap tahapan kegiatan audit dan konsultasi internal yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan pemantauan hasil tindak lanjut merupakan proses yang terstandarisasi dan terukur. Untuk tujuan ini, pada tahap persiapan audit, metodologi audit berbasis risiko menjadi pedoman utama yang menekankan bahwa penentuan auditable units didasarkan pada tingkat risiko dari masing-masing proses bisnis, makin tinggi risiko makin tinggi keharusan untuk diaudit. Tingkat risiko dari sasaran audit didasarkan kepada risiko yang telah dipetakan dan ditetapkan oleh Perusahaan maupun penilaian profesional oleh IA sendiri.
Peningkatan peran serta IA dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas assurance atas operasional Perusahaan melalui aktivitas audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif. Jika ditemukan ketidakefektifan pada pengendalian suatu proses bisnis dan atau risiko yang di luar kendali, maka dilakukan substantive test, yaitu pengujian lanjut objek audit guna mendalami akar permasalahannya.
Sebagai bagian dari Perusahaan yang punya komitmen tinggi terhadap keberhasilan GCG, IA memiliki peranan penting dalam mekanisme whistleblower yang merupakan domain Komite Audit dan Executive Investigative Committee (“EIC”), di mana kepala IA ditunjuk sebagai sekretaris EIC. Mekanisme whistleblower berfungsi untuk mengakomodasi setiap ‘pengaduan’ oleh karyawan untuk diteruskan kepada manajemen. Pada gilirannya, jika Komite Audit dan EIC menilai bahwa pengaduan perlu diselidiki lebih lanjut, IA akan mengambil peran untuk menindaklanjuti sebagai bagian dari tugas audit.
Sejak tahun 2007, IA dipimpin oleh Tjatur Purwadi, SE, MM, karyawan Perseroan yang telah meniti karir panjang pada bidang teknis operasional. Kemudian yang bersangkutan ikut aktif menyusun dan membenahi sistem akuntansi perseroan sehingga mengantarkannya pada posisi Vice President Financial & Logistic Policy sebelum memangku jabatan Head of IA.


Evaluasi GCG
Untuk mengetahui pencapaian kinerja GCG, setiap tahun Perusahaan dinilai oleh The Indonesian Institutes for Corporate Governance (“IICG”) yaitu lembaga independen pemeringkat GCG di Indonesia. Dalam proses pemilainnya, IICG melakukan riset dan pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (“CGPI”) terhadap Perusahaan public (emiten), BUMN dan Perusahaan lain diluar kategori emiten dan BUMN, dan akhirnya menetapkan peringkat beberapa Perusahaan termasuk Telkom. Hasilnya, Telkom memperoleh predikat terbaik sebagai: The Most Trusted Company sesuai tema penilaian GCG yaitu “GCG sebagai Etika” pada tahun 2011.
Penilaian CGPI meliputi empat tahap dengan bobot nilai yang berbeda:
1. Self assessment, Perusahaan diminta untuk mengisi kuesioner sesuai tema penilaian GCG;
2. Observasi dokumen, Perusahaan menyampaikan kebijakan, prosedur dan bukti-bukti lain yang menunjukkan penerapan GCG di Perusahaan;
3. Penilaian makalah dan presentasi, Perusahaan menyusun makalah yang menjelaskan kegiatan Perusahaan dalam menerapkan GCG sesuai tema penilaian dan mempresentasikan makalahnya kepada dewan juri; dan
4. Pengamatan Dewan Juri mengunjungi Telkom untuk melakukan tanya jawab, pengamatan dan peninjauan lokasi untuk menelaah kepastian penerapan GCG di Perusahaan mengacu pada hasil self assessment, pengamatan dokumen dan makalah.
Disamping penilaian oleh IICG, Telkom juga seringkali terpilih oleh lembaga pemeringkat GCG sebagai nominasi untuk diamati karena dipandang sebagai salah satu benchmark atau panutan bagi perusahaan lain. Beberapa pencapaian atas evaluasi tersebut antara lain adalah:
1. Penghargaan Most Consistent Dividend Policy and Strongest Adherence to Corporate Governance;
2. Penghargaan yang diterima dari Majalah Finance Asia dalam kategori “Best Managed Company”;
3. Penghargaan tertinggi yaitu: “Indonesia Most Trusted Companies” atas hasil penilaian GCG oleh lembaga independen Indonesian Institute for Corporate Governance (“IICG”) dan Majalah Swa dengan peringkat: “Sangat Terpercaya”;
4. Penghargaan “Indonesia Trusted Company” based on survey to investors and analysts;
5. Penghargaan Indonesia Sustainability Reporting Awards (“ISRA”); dan
6. Penghargaan Best State-Owned Enterprises (“SOE”) BUMN, Indonesian Institute for Corporate Directorship (“IICD”)


Pelaksanaan Public Relations
Berdasarkan yang telah dijelaskan pada bab – bab sebelumnya, penulis berpendapat bahwa komunikasi dua arah ( timbal balik ) dalam kegiatan internal dan eksternal merupakan salah satu faktor penting untuk tercapainya saling pengertian dan kerja sama yang baik guna menjamin lancarnya proses manajemen yang pada akhirnya dapat mewujudkan tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Peranan Public Relations di Telkom UNER I Sumatera telah dilaksanakan dengan baik. Sebagaimana telah diketahui, kegiatan Public Relations pada perusahaan ini dijalankan dan dipromosikan oleh bagian Sekretariat dan tim Account Manager (AM) yang berhubungan langsung dengan pihak luar (customer).
Untuk dapat menunjang dan memperlancar kegiatan Public Relations maka Public Relations Officer (PRO) perlu membina kerja sama yang baik dengan media massa dan pihak pers. Oleh karena itu, kegiatan Press Release menjadi salah satu kegiatan Public Relations yang wajib dijalankan. Kegiatan Press Release merupakan kegiatan pemberian informasi melalui majalah, surat kabar, dan media elektronik dengan isi yang singkat, tepat, dan lengkap dengan tujuan untuk menarik perhatian masyarakat umum sebagai sasarannya.
PT. Telkom UNER I telah melaksanakan fungsi – fungsi Public Relations dengan baik, yaitu menyampaikan kebijakan kebijakan atau tujuan organisasi, mendengarkan pendapat-pendapat masyarakat, menciptakan suasana saling mengerti dan menjalin interaksi yang baik dengan masyarakat. Hal ini telah menjadi tujuan yang ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan. Kegiatan Public Relations ini diarahkan untuk menanamkan pemahaman dan pengertian tentang tugas dan juga fungsi perusahaan serta menampung opini publik yang bersifat membangun.


Internal Public Relations
Pada Internal Public Relations ini targetnya adalah hubungan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri, terutama para karyawannya yang mempunyai hubungan langsung dengan perkembangan perusahaan. Kegiatan Public Relations ini diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan diantara para karyawannya, komunikasi antara bawahan dan pimpinan terjalin dengan akrab dan tidak kaku, serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan.
Peranan Public Relations sebagai komunikator
1. Public Relations memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada publiknya baik internal maupun eksternal.
2. Public Relations memberikan informasi yang diperoleh dari publik eksternal untuk peningkatan wawasan dan pengetahuan dengan tujuan untuk peningkatan sumber daya manusia di perusahaan.
3. Public Relations memberikan masukan untuk peningkatan prestasi dan produktifitas kerja dengan didasari opini / saran / pendapat dari publik eksternal.
4. Public Relations menyusun jadwal rapat, baik itu mingguan maupun bulanan.
5. Public Relations memberikan dan menjelaskan kebijakan-kebijakan yang berlaku di dalam perusahaan.
Informasi yang didapatkan oleh Public Relations dari media massa dan pimpinan disampaikan kepada para karyawan. Hal ini sangat membantu dalam pencapaian tugas-tugas karyawan agar mencapai target perusahaan. Penyampaian informasi kepada publik internal dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan memberitahukan kepada karyawan pada saat briefing ataupun dengan membiarkan karyawan mengetahui sendiri perkembangan perusahaan lewat situs yang disediakan perusahaan.
Karena perusahaan ini menggunakan struktur organisasi yang berbentuk garis dan staf, komunikasi antar bagian atau departemen sulit dilaksanakan. Maka peranan Public Relations untuk menjembatani antar bagian tersebut.


Eksternal Public Relations
Bagi suatu perusahaan, hubungan dengan public di luar perusahaan merupakan hal yang penting dan suatu keharusan yang mutlak. Sesuai dengan sifatnya, dalam masyarakat modern tidak akan ada kemungkinan bagi seorang manusia atau perusahaan bisa hidup menyendiri. Masing-masing akan saling membutuhkan satu sama lain.
Semua komunikasi dengan publik eksternal hendaknya dilakukan perusahaan itu secara informatif dan persuasif. Informasi hendaknya diberikan secara jujur, teliti, dan berdasarkan fakta yang sebenarnya. Dalam hal ini, publik mempunyai hak untuk mengetahui keadaan sesuatu hal yang berhubungan dengan kepentingannya. Publik kadang-kadang sangat kritis terhadap sesuatu yang aktual dan tidak biasa. Karenanya, sifat yang ramah merupakan salah satu syarat yang bisa menentukan berhasil tidaknya usaha Eksternal Public Relations.

Source :
http://triaafsyari.mhs.narotama.ac.id/2015/11/29/pengawasan-manajemen/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar